Pekalongan, — Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pekalongan, KH. Muslih Chudhori, M.Si., memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Resepsi Budaya MWCNU Buaran yang menjadi puncak rangkaian Semarak Hari Santri Nasional 2025, Jumat malam (31/10/2025) di Pondok Pesantren Raoudlotul Huda, Desa Watusalam, Buaran.
Menurut beliau, kegiatan bernuansa religi dan budaya seperti ini bukan sekadar hiburan atau seremoni, tetapi merupakan bentuk nyata peran pesantren dan santri dalam menjaga warisan keagamaan serta kebudayaan bangsa.
“Saya sangat mengapresiasi MWCNU Buaran yang mampu menampilkan wajah NU yang utuh — beragama dengan budaya, berbudaya dengan agama. Ini bukan hanya acara, tapi pelestarian nilai dan sejarah perjuangan para ulama,” tutur KH. Muslih Chudhori di sela acara.
Beliau juga menyoroti pentingnya peran pondok pesantren sebagai benteng moral dan intelektual umat, yang dari masa ke masa telah melahirkan para ulama, pejuang, dan tokoh bangsa.
“Pesantren itu bukan sekadar tempat belajar kitab, tapi pusat pembentukan karakter, semangat kebangsaan, dan pengabdian. Dari pesantren lahir para santri yang menjaga agama dan negara dengan ilmu dan akhlak,” tegasnya.
Beliau menegaskan, semangat santri tidak boleh padam meski zaman berubah. Justru di tengah arus modernitas dan kemajuan teknologi, santri dituntut untuk tetap menjadi pelita menerangi umat dengan ilmu, akhlak, dan cinta tanah air.
Resepsi Budaya MWCNU Buaran sendiri menjadi penutup yang meriah dari rangkaian Hari Santri 2025 MWCNU Buaran.
Menurut beliau, kegiatan bernuansa religi dan budaya seperti ini bukan sekadar hiburan atau seremoni, tetapi merupakan bentuk nyata peran pesantren dan santri dalam menjaga warisan keagamaan serta kebudayaan bangsa.
“Saya sangat mengapresiasi MWCNU Buaran yang mampu menampilkan wajah NU yang utuh — beragama dengan budaya, berbudaya dengan agama. Ini bukan hanya acara, tapi pelestarian nilai dan sejarah perjuangan para ulama,” tutur KH. Muslih Chudhori di sela acara.
Beliau juga menyoroti pentingnya peran pondok pesantren sebagai benteng moral dan intelektual umat, yang dari masa ke masa telah melahirkan para ulama, pejuang, dan tokoh bangsa.
“Pesantren itu bukan sekadar tempat belajar kitab, tapi pusat pembentukan karakter, semangat kebangsaan, dan pengabdian. Dari pesantren lahir para santri yang menjaga agama dan negara dengan ilmu dan akhlak,” tegasnya.
Beliau menegaskan, semangat santri tidak boleh padam meski zaman berubah. Justru di tengah arus modernitas dan kemajuan teknologi, santri dituntut untuk tetap menjadi pelita menerangi umat dengan ilmu, akhlak, dan cinta tanah air.
Resepsi Budaya MWCNU Buaran sendiri menjadi penutup yang meriah dari rangkaian Hari Santri 2025 MWCNU Buaran.
Kontributor: Iqbal
Editor: REDAKTUR MWCNU BUARAN
Editor: REDAKTUR MWCNU BUARAN